Home » » Pemimpin Rendah Hati yang Dikhianati

Pemimpin Rendah Hati yang Dikhianati

Oleh: Veri Kurniawan S.St.,S.H

"Pemimpin yang Dikhianati" sebuah judul yang tepat diperuntukan bagi pemimpin di negeri dongeng versi PT. Pasukan Jembuk - Jembuk. Tak hanya ada istilah pemimpin yang berkhianat, namun dalam alur fiksi ini adalah pemimpin yang rendah hati dan dikhianati oleh bawahan.

Pemimpin di negeri dongeng versi PT. Pasukan Jembuk - Jembuk ini memiliki histrori yang cukup panjang. Bagi yang ada di oposisi, PT. Pasukan Jembuk - Jembuk ini merupakan warisan keberlanjutan dari Big Bos sang juragan angkot yang tersohor di antero jagad raya yang dianggapnya sering cawe - cawe dalam memutuskan sikap dan kebijakan sang pemimpin yang khas dengan senyum santunnya dan ramah terhadap rakyatnya yaitu ibu Ratu.

Terlepas dari segi politik dan intrik, sosok Big Bos juragan angkot adalah suami dari sang Ratu. Isteri yang baik adalah yang selalu melibatkan sang suami dalam mengambil keputusan. Hemat penulis sang Big Bos dan sang Ratu memiliki alur pikir dan cara kepemimpinan yang sangat berbeda, sang ratu lebih bisa menghargai dan merangkul semua lapisan dan kalangan baik di bawahan maupun masyarakatnya.

Namun diselah kebaikan dan kerendahan hati sang ratu dalam memimpin, suara nyaring diluaran bahwa ada punggawa atau para patih negeri dongeng versi PT. Pasukan Jembuk - Jembuk menyakiti hati sang ratu dengan berbuat jahat yang tak nampak. Sang ratu dikelilingi orang - orang dengan karakteristik yang dimiliki oleh Sengkuni, tokoh antagonis dalam wiracarita Mahabharata yang dikenal sebagai sosok yang licik, senang mengadu domba, dan haus kekuasaan. Untuk mendapatkan posisi yang lebih bagus dan untuk mengamankan posisinya yang dirasa sudah bagus, manusia memerankan wataknya sesuai dengan porsi dan tujuannya.

Sehat selalu ibu ratu, masih ada punggawa, militansi, pendukung yang benar - benar setia dan tulus tanpa harus melihat big bos sebagai sang suami dan meyakini bahwa kinerja ibu ratu lebih berkemanusiaan, lebih bijak, lebih bisa membawa perubahan yang positif.

Cerita fiksi ini menggambarkan bahwa bukan hanya pemimpin yang bisa berkhianat namun bawahan, orang terdekat pun berpeluang untuk memiliki niat berkhianat dengan memerankan watak sengkuni. Semua hanya dengan tujuan menyelamatkan atau mengamankan kedudukan, jabatan yang diemban dan mendapatkan apa yang diharapkan.



Terimakasih telah membaca !!!

0 comments:

Posting Komentar